Hari Perempuan Pedesaan Internasional yang dirayakan setiap tanggal 15 Oktober adalah momen yang penting untuk menghargai peran perempuan di desa dan mengakui kontribusi mereka dalam memajukan pembangunan pedesaan dan pertanian di seluruh dunia.

Hari Perempuan Pedesaan Internasional berfokus pada kesetaraan gender dan pemberdayaan peremuan di pedesaan. Peringatan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi atas kerja keras dan kontribusi peremupuan perdesaan terhadap pembangunan masyarakat pedesaan.
Kegiatan atau acara yang diadakan untuk mempromosikan Hari Perempuan Pedesaan Internasional seperti :
- Pameran dan lokakarya yang menampilkan kontribusi perempuan pedesaan.
- Merencanakan pertemuan strategis untuk menyajikan isu-isu mengenai berbagai topik, seperti pemberdayaan perempuan petani.
- Program pertukaran global untuk perempuan di bidang pertanian.
- Penggalangan dana untuk mendukung perempuan pedesaan.
Kontribusi Berharga Perempuan Pedesaan terhadap Pembangunan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan pentingnya mendorong peran perempuan sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi yang baik di kota dan di desa, begitu pula ditinggal Nasional maupun Global.
Menurut Mentri PPPA Bintang Puspayoga, pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak, penurunan kekerasan pada perempuan dan anak, penurunan kekerasan pada perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan perkawinan anak merupakan bagian dari lima isu prioritas arahan Presiden Joko Widodo.
Strategi pengarustamaan gender telah diintergrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional jangka pendek, menengah dan panjang. Indonesia juga telah memasukan perempuan sebagai salah satu kelompok prioritas dalam Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia 2021-2025
Lebih lanjut Menteri PPPA menekankan momentum Hari Perempuan Pedesaan Internasional diharapkan dapat memperkuat hak dan kewenangan desa sekaligus mengoptimalkan sumber kekayaan desa sebagai modal utama dalam pembangunan desa. Oleh karenanya, perencanaan harus berspektif gender karena ditengah masyarakat kita masih menempatkan perempuan sebagai nomor dua.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) telah mendeklarasikan Gerakan Peningkatan Keterlibatan Perempuan Melalui Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak. Gerakan ini menjadi salah satu upaya sinergi mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di desa.
Sejarah Hari Perempuan Pedesaan Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) melalui resolusi 62/136 pada tanggal 18 Desember 2007, meresmikan 15 Oktober sebagai International Day of Rural Women (Hari Perempuan Pedesaan Internasional).
Hari internasional ini bertujuan untuk mengakui peran penting dan kontribusi perempuan pedesaan, termasuk perempuan adat dalam meningkatkan pembangunan pertanian dan pedesaan, dan meningkatkan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan pedesaan.
Ide ini dikemukakan pada saat Konferensi Dunia Keempat yang membahas mengenai perempuan di Beijing, Cina pada tahun 1995. Pada saat itu peran perempuan di pedesaan mendapatkan sorotan khusus karena mereka memiliki kontribusi yang sangat penting dalam produksi pangan dan ketahanan pangan.
Sebelum diresmikannya Hari Perempuan Pedesaan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, masyarakat dunia telah merayakan Hari Perempuan Pedesaan dalam rangka memberi penghargaan bagi perempuan di pedesaan atas peran mereka untuk meningkatkan pembangunan pertanian perdesaan, ketahanan pangan, dan memberantas kemiskinan perdesaan.